Kamis, 09 Juni 2016

Spektroskopi (Fotometri) Bintang**

Post ini khusus untuk materi Ekskul Astronomi SMAN 1 Bangkalan.
Jadi untuk post yang relevan akan kuberi tanda **
Tapi post ini juga terbuka bagi siapa saja kok, semangat! :)

------------------------------------------------

Ilmu spektroskopi telah membawa perubahan besar bagi para Astronom dalam memahami perilaku bintang.

Pada dasarnya mereka mengamati spektrum yang dipancarkan suatu bintang, dan menganalisinya. 

Didalam spektroskopi, ada metode yang digunakan untuk memahami bintang, menggunakan hukum pergeseran wien. Dan menggunakan besaran besaran seperti luminositas dan fluks.

1. Hukum Pergeseran Wien.
Pada tahun 1896, Willhelm Wien menemukan hubungan antara Intensitas Radiasi (I) dengan panjang gelombang (λ)
Dan jika intensitas radiasinya maksimum, akan memancarkan gelombang dengan panjang gelombang (λm).

Hal penting dari hukum wien adalah panjang gelombang maksimum (λm) berbanding terbalik dengan suhu permukaan maksimal (T) yang secara kualitatif diekspresikan dalam persamaan:

λm . T = C 

Dimana  (λm = panjang gelombang maksimum, T = suhu permukaan benda, dan C adalah tetapan yang besarnya 0,2898 cmK. Atau 2.9 x 10^-3 mK)

Contoh soal:

Radiasi bintang X pada intensitas maksimum terdeteksi pada panjang gelombang 580 nm. Jika tetapan pergeseran Wien adalah 2,9 × 10– 3mK maka suhu permukaan bintang X tersebut adalah…

A. 3000 K

B. 4000 K

C. 5000 K

D. 6000 K

E. 7000 K

Pembahasan
Data:
λm = 580 nm = 580 × 10−9 meter
Tetapan Wien = 2,9 × 10– 3 mK
T =....

λm T = tetapan Wien
(580 × 10−9)T = 2,9 × 10– 3 
T = 2,9 × 10– 3 : 580 × 10−9 = 5000 K.


2. Luminositas. 


Di dalam astronomi, luminositas adalah jumlah cahaya atau energi yang dipancarkan oleh sebuah bintang ke segala arah per satuan waktu. Biasanya satuan luminositas dinyatakan dalam watt (satuan internasional), erg per detik (satuan cgs) atau luminositas matahari. Dengan menganggap bahwa bintang adalah sebuah benda hitam sempurna, maka luminositasnya adalah,
L = 4 \pi R^2 \sigma T_{e}^4
dimana L adalah luminositas, σ adalahtetapan Stefan-BoltzmannR adalah jari-jari bintang dan Te adalah temperatur efektif bintang.

3. Fluks* (* BM: Astrofisika)

Jika jarak bintang dapat diketahui, misalnya dengan menggunakan metode paralaks, luminositas sebuah bintang dapat ditentukan melalui hubungan
E = \frac {L} {4 \pi d^2}
dengan E adalah fluks pancaran, L adalah luminositas dan d adalah jarak bintang ke pengamat.

Itulah materi untuk bab 1, belajar ya adik adik :)
-atadit-

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.